LATIHAN DAN KUIS 10

LATIHAN 

Pada temperatur tinggi, bila gas karbon monoksida bereaksi dengan gas hydrogen akan menghasilkan methanol seperti pada persamaan reaksi berikut:

soal kesetimbangan kimia no 23 

Bila 0.40 mol CO dan 0.30 mol H2 bereaksi dalam bejana 1 L dan mencapai kesetimbangan ternyata terbentuk 0.06 mol CH3OH. Nilai Kc untuk reaksi tersebut adalah . . . .

a. 0.50

b. 0.98

c. 1.7

d. 2.0

e. 5.4

(OSN Kimia SMA, A. Haris Watoni, Yramawidya, 2014, h 227)

Pembahasan :

Kesetimbangan Kimia No 23

Jawaban : C 

Pada ruang tertutup terdapat 1 mol gaas NH3 yang terdisosiasi 50% menurut persamaan reaksi : 2NH3(g) ↔ N2(g) + 3H2(g)

Jika tekanan di dalam ruang tersebut 3 atm, maka harga Kp pada saat itu adalah . . . . .

Kesetimbangan Kimia No 24

Pembahasan : 

soal kesetimbangan kimia no 24

Jawaban : E

 dalam suatu ruangan 10 liter pada suhu 7°C terdapat dalam keadaan kesetimbangan 1 mol NH3, 2 mol O2, 2 mol NO dan 2 mol uap air menurut persamaan.

soal kesetimbangan kimia no 25

Harga tetapan kesetimbangan reaksi pada suhu tersebut adalah . . . . . .

a. 0,25

b. 0,5   

c. 3,2

d. 32

e. 64

Pembahasan :

Kesetimbangan Kimia No 25

Jawaban : E

 Ke dalam ruangan tertutup dimasukan 1 mol gas A dan 1 mol gas B. Setelah bereaksi menurut persamaan 2A + 3B ↔ A2B3 dan dicapai kesetimbangan, masih terdapat 0,25 mol gas B. Kalau volume ruang 1 dm3, maka tetapan kesetimbangan reaksi tersebut ialah . . . . .

a. 16 

b. 32 

c. 64

d. 72

e. 80

Pembahasan :

Kesetimbangan Kimia No 26

Jawaban : C

 jika terhadap suatu system kesetimbangan dilakukan suatu aksi, pada system akan terjadi suatu reaksi sehingga pengaruh aksi terhadap system menjadi sekecil mungkin. Asas ini dikemukakan oleh . . . . .

a. Van’t Haff   

b. de Broglie    

c. le Chatelier

d. Hess

e. Dalton

Pembahasan :

Hubungan antara reaksi yang timbul pada system kesetimbangan dengan aksi yang diberikan dari luar dirumuskan oleh seorang ahli kimia berkebangsaan perancis, Henry Louis Le Chatelier, yang tekenal dengan asas Le Chatelier, yang menyatakan:

“Jika pada suatu sistem yang berada dalam keadaan setimbang dilakukan suatu aksi (tindakan), maka system akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut.”

Jawaban : C


KUIS 

Pendeteksi Gas CO Menggunakan Sensor MQ-2 dan MQ-7


1. TUJUAN

a.    Memahami karakteristik sensor gas MQ-7 dan MQ-2 

b.    Mensimulasikan rangkaian dari sensor gas MQ-7 dan MQ-2

c.    Memahami prinsip kerja sensor gas MQ-7 dan MQ-2


2. ALAT DAN BAHAN

a.    Baterai

Baterai merupakan sebuah alat yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. Baterai berfungsi sebagai sumber daya. 

b.    Relay


Relay adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus listrik dalam sebuah rangkaian. Karena fungsi relay tersebut, itulah mengapa komponen yang satu ini juga disebut sebagai saklar.

Konfigurasi pin:



Spesifikasi:

c.    Transistor NPN 2N1711

Transistor merupakan alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai penguat sinyal, pemutus atau penyambung sinyal (switching), stabilisasi tegangan, dan fungsi lainnya. Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor, dan emitor. Pada rangkaian kali ini digunakan transistor 2N1711 bertipe NPN.

Spesifikasi dan konfigurasi pin:



d.   Ground


Ground adalah titik kembalinya arus searah atau titik kembalinya sinyal  bolak balik atau titik patokan dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik dalam rangkaian elektronika.

e.    Sensor gas MQ-7

Sensor MQ7 merupakan sensor gas karbon monoksida yang berfungsi untuk mengetahui konsentrasi gas karbon monoksida (CO), sensor MQ7 memiliki sensitivitas tinggi dan respon cepat terhadap gas karbon monoksida dan keluaran dari sensor MQ7 berupa sinyal analog dan membutuhkan tegangan DC sebesar 5Volt.

Spesifikasi:


f.     Sensor gas MQ-2

Gas Sensor (MQ2) adalah sensor yang berguna untuk mendeteksi kebocoran gas baik pada rumah maupun industri. Sensor ini sangat cocok untuk mendeteksi H2, LPG, CH4, CO2, Alkohol, Asap atau Propane. Karena sensitivitasnya yang tinggi dan waktu respon yang cepat, pengukuran dapat dilakukan dengan cepat.

Spesifikasi:

 Spesifikasi sensor pada sensor gas MQ-2 adalah sebagai berikut:

1.                   Catu daya pemanas : 5V AC/DC

2.                   Catu daya rangkaian : 5VDC

3.                   Range pengukuran : 200 - 5000ppm untuk LPG, propane 300 - 5000ppm untuk butane 5000 - 20000ppm untuk methane 300 - 5000ppm untuk Hidrogen

4.                    Keluaran : analog (perubahan tegangan)

Sensor ini dapat mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan keluarannya berupa tegangan analog. Sensor dapat mengukur konsentrasi gas mudah terbakar dari 300 sampai 10.000 sensor ppm. Dapat beroperasi pada suhu dari -20°C sampai 50°C dan mengkonsumsi arus kurang dari 150 mA pada 5V.



Konfigurasi pin dari sensor MQ-2 :


1.                   Pin 1 merupakan heater internal yang terhubung dengan ground.

2.                   Pin 2 merupakan tegangan sumber (VC) dimana Vc < 24 VDC.

3.                   Pin 3 (VH) digunakan untuk tegangan pada pemanas (heater internal) dimana VH = 5VDC.

4.                   Pin 4 merupakan output yang akan menghasilkan tegangan analog.

Komponen output:

a.   LED

LED merupakan sebuah komponen elektromagnetik yang dapat memancarkan cahaya monokromatik melalui tegangan maju. LED terbuat dari bahan semikonduktor yang merupakan keluarga dioda. LED dapat memancarkan berbagai warna, tergantung dari bahan semikonduktor yang digunakan.

Spesifikasi:



b.   Motor DC


Motor DC digunakan sebagai output dari rangkaian dan juga merupakan alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi listrik menjadi energi gerak berupa putaran.

Konfigurasi pin:

 

 Pin 1 : Terminal 1

  Pin 2 : Terminal 2

c.   Buzzer


Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Buzzer ini biasa dipakai pada sistem alarm, juga bisa digunakan sebagai indikasi suara. Buzzer adalah komponen elektronika yang tergolong tranduser. Sederhananya buzzer mempunyai 2 buah kaki yaitu positive dan negative.

3. DASAR TEORI

a.         Baterai

Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat listrik seperti senter, ponsel, dan mobil listrik. Ketika baterai memasok daya listrik, terminal positifnya adalah katode dan terminal negatifnya adalah anoda. Terminal bertanda negatif adalah sumber elektron yang akan mengalir melalui rangkaian listrik eksternal ke terminal positif. Ketika baterai dihubungkan ke beban listrik eksternal, reaksi redoks mengubah reaktan berenergi tinggi ke produk berenergi lebih rendah, dan perbedaan energi-bebas dikirim ke sirkuit eksternal sebagai energi listrik. Secara historis istilah "baterai" secara khusus mengacu pada perangkat yang terdiri dari beberapa sel, namun penggunaannya telah berkembang untuk memasukkan perangkat yang terdiri dari satu sel.

 


Prinsip operasi

Baterai mengubah energi kimia langsung menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari sejumlah sel volta. Tiap sel terdiri dari 2 sel setengah yang terhubung seri melalui elektrolit konduktif yang berisi anion dan kation. Satu sel setengah termasuk elektrolit dan elektrode negatif, elektrode yang di mana anion berpindah; sel-setengah lainnya termasuk elektrolit dan elektrode positif di mana kation berpindah. Reaksi redoks akan mengisi ulang baterai. Kation akan tereduksi (elektron akan bertambah) di katode ketika pengisian, sedangkan anion akan teroksidasi (elektron hilang) di anode ketika pengisian. Ketika digunakan, proses ini dibalik. Elektrodanya tidak bersentuhan satu sama lain, tetapi terhubung via elektrolit. Beberapa sel menggunakan elektrolit yang berbeda untuk tiap sel setengah. Sebuah separator dapat membuat ion mengalir di antara sel-setengah dan bisa menghindari pencampuran elektrolit.

 

b.         Relay


Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar atau swirch elektrik yang dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch). Komponen elektronika ini menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Berikut adalah simbol dari komponen relay.

Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar  yaitu :

1.         Electromagnet (Coil)

2.         Armature

3.         Switch Contact Point (Saklar)

4.         Spring

Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian relay :

 


Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :

·            Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)

·            Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)


            c.         Ground

Ground adalah titik yang dianggap sebagai titik kembalinya arus listrik arus searah atau titik kembalinya sinyal bolak balik atau titik patokan (referensi) dari berbagai titik tegangan dan sinyal listrik di dalam rangkaian elektronika.

 

Kegunaan Ground

1.         Titik kembali nya arus atau sinyal listrik

2.         Pelindung terhadap gelombang elektromagnetik dari udara sekitar

3.         Pengaman setrum jika ada kerusakan (ground sesungguhnya)

4.         Titik patokan (referensi) tegangan atau sinyal dari berbagai titik di rangkaian.

5.         Menghilangkan dengung (hum) pada penguat audio (amplifier)

6.         Mengurangi Noise pada penguat audio (amplifier)

7.         Pada kendaraan (mobil atau motor) mengurangi kebutuhan kabel listrik, karena menjadikan body motor atau mobil sebagai pengganti kabel negatif.

8.         dll.

 

            d.         Sensor Gas MQ-7


MQ 7 merupakan sensor gas yang digunakan dalam peralatan untuk mendeteksi gas karbon monoksida (CO) dalam kehidupan sehari-hari, industri, atau mobil.Fitur dari sensor gas MQ7 ini adalah mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap karbon monoksida (CO), stabil, dan berumur panjang.

Kondisi Standar Sensor Bekerja
- VC/(Tegangan Rangkaian) = 5V±0.1
- VH (H)/ Tegangan Pemanas (Tinggi) = 5V±0.1
- VH (L)/ Tegangan Pemanas (Rendah) = 1.4V±0.1
- RL/Resistansi Beban Dapat disesuaikan
- RH Resistansi Pemanas = 33Ω±5%
- TH (H) Waktu Pemanasan (Tinggi) = 60±1 seconds
- TH (L) Waktu Pemanasan (Rendah) = 90±1 seconds
- PH Konsumsi Pemanasan = Sekitar 350mW

Kondisi Lingkungan
- Tao/Suhu Penggunaan = -20-50

- Tas/Suhu Penyimpanan = -20-50

- RH/Kelembapan Relatif = kurang dari 95%RH
- O2 Konsentrasi Oksigen = 21%(stand condition) (Konsentrasi Oksigen dapat mempengaruhi sensitivitas)

Grafik Karakteristik Sensitivitas



            e.         Sensor Gas MQ-2

 


Sensor jenis ini adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan output membaca sebagai tegangan analog. Sensor gas asap MQ-2 dapat langsung diatur sensitifitasnya dengan memutar trimpotnya.

Sensor ini biasa digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas baik di rumah maupun di industri. Gas yang dapat dideteksi diantaranya : LPG, i-butane, propane, methane , alcohol, Hydrogen, smoke. 

 

Sensor ini sangat cocok di gunakan untuk alat emergensi sebagai deteksi gas-gas, seperti deteksi kebocoran gas, deteksi asap untuk pencegahan kebakaran dan lain lain.


Grafik Karakteristik Sensitivitas




Prinsip Kerja

 

Sensor Asap MQ-2 berfungsi untuk mendeteksi keberadaan asap yang berasal dari gas mudah terbakar di udara. Pada dasarnya sensor ini terdiri dari tabung aluminium yang dikelilingi oleh silikon dan di pusatnya ada elektroda yang terbuat dari aurum di mana ada element pemanasnya.


Ketika terjadi proses pemanasan, kumparan akan dipanaskan sehingga SnO2 keramik menjadi semikonduktor atau sebagai penghantar sehingga melepaskan elektron dan ketika asap dideteksi oleh sensor dan mencapai aurum elektroda maka output sensor MQ-2 akan menghasilkan tegangan analog.


Sensor MQ-2 ini memiliki 6 buah masukan yang terdiri dari tiga buah power supply (Vcc) sebasar +5 volt untuk mengaktifkan heater dan sensor, Vss (Ground), dan pin keluaran dari sensor tersebut.

            f.         LED

 


LED merupakan sebuah komponen yang menghasilkan cahaya monokromatik ketika diberi tegangan. LED terbuat dari semikonduktor dan  perbedaan warna yang dihasilkan disebabkan perbedaan bahan semikonduktor yang  digunakan. 

LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda. LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

            g.         Motor DC


 Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.

 


PRINSIP KERJA MOTOR DC

Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan RotorStator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).

 

Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.

 

Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.

            h.         Buzzer

 Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. 

            i.         Transistor NPN

Transistor merupakan alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai penguat sinyal, pemutus atau penyambung sinyal, stabilisasi tegangan, dan fungsi lainnya. Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor, dan emitor. Pada rangkaian kali ini digunakan transistor 2SC1162 bertipe NPN. Transistor ini diperumpamakan sebagai saklar, yaitu ketika kaki basis diberi arus, maka arus pada kolektor akan mengalir ke emiter yang disebut dengan kondisi ON. Sedangkan ketika kaki basis tidak diberi arus, maka tidak ada arus mengalir dari kolektor ke emitor  yang disebut dengan kondisi OFF. Namun, jika arus yang diberikan pada kaki basis  melebihi arus pada kaki kolektor atau arus pada kaki kolektor adalah nol (karena tegangan kaki kolektor sekitar 0,2 - 0,3 V), maka transistor akan mengalami cutoff  (saklar tertutup). 

Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.

                  ·           Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.

                  ·           Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.

                  ·           Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.

 

j.       Resistor


Resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang merupakan satuan SI untuk resistansi listrik. Resitor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm (V = I.R ).

Cara menghitung nilai resistor:

Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di tubuh resistor :

 


Perhitungan untuk resistor dengan 4 gelang warna :

·         Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-1 (pertama)

·         Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-2

·         Masukkan Jumlah nol dari kode warna gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n)

·         Gelang ke 4 merupakan toleransi dari nilai resistor tersebut

Perhitungan untuk resistor dengan 5 gelang warna :

·         Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-1 (pertama)

·         Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-2

·         Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-3

·         Masukkan Jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n)

·         Gelang ke 5 merupakan toleransi dari nilai resistor tersebut. 

  4. 4. PERCOBAAN

1.  Buka aplikasi proteus

2.  Siapkan alat dan bahan pada library proteus, pada rangkaian ini yaitu berupa sensor gas MQ-2, sensor gas MQ-7, resistor, LED, motor, buzzer, relay, transistor NPN 2N1711, baterai, dan ground.

3.   Rangkai setiap komponen

4.   Ubah spesifikasi komponen sesuai kebutuhan

5.   Jalankan simulasi rangkaian

  

 Ketika MQ-7 berlogika 1 dan MQ-2 berlogika 0

Ketika MQ-2 berlogika 1 dan MQ-7 berlogika 0

Ketika MQ-2 dan MQ-7 berlogika 1



Prinsip Kerja:

 Ketika tidak ada CO atau CO2 yang terdeteksi, tidak ada arus yang mengalir, maka led, motor, dan buzzer mati (sensor MQ-2 dan MQ-7 berlogika 0).

Ketika sensor MQ-7 mendeteksi adanya CO (sensor berlogika 1), terdapat Vout yang merupakan tegangan dari kaki base transistor Q1 sehingga transistor Q1 aktif. Kemudian arus dari baterai 1 diteruskan ke relay 1, relay aktif, lalu arus diteruskan ke kolektor Q1, dari kolektor Q1 ke emitter Q1 lalu ke ground. Karena relay aktif, maka arus dari baterai 2 dapat menghidupkan LED-GREEN dan motor DC.

Ketika sensor MQ-2 mendeteksi adanya CO2 (sensor berlogika 1), terdapat Vout yang merupakan tegangan dari kaki base transistor Q2 sehingga transistor Q2 aktif. Kemudian arus dari baterai 1 diteruskan ke relay 2, relay aktif, lalu arus diteruskan ke kolektor Q2, dari kolektor Q2 ke emitter Q2 lalu ke ground. Karena relay aktif, maka arus dari baterai 3 dapat menghidupkan LED-GREEN dan motor DC.

    5. VIDIO

  

   


6. LINK DOWNLOAD

KLIK DISINI Datasheet LED

KLIK DISINIDatasheet Buzzer

KLIK DISINIDatasheet Relay

KLIK DISINIDatasheet Sensor Gas MQ-2

KLIK DISINIDatasheet MQ-7

KLIK DISINIDatasheet Motor DC

KLIK DISINIDatasheet Resistor

KLIK DISINIDatasheet Transistor NPN 2N1711

KLIK DISINILibrary Gas Sensor

KLIK DISINIFile Rangkaian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Bahan Presentasi Untuk Mata Kuliah Elektronika 2020-2021 Disusun Oleh: Khairo Adeby NIM : 2010951005 Dosen Pengampu: Dr. Darwison, MT Rizk...