TUGAS BESAR uP uC

Pengembangan Sistem Kontrol Garasi Otomatis


DAFTAR ISI



1. Pendahuluan [back]

Pengembangan sistem kontrol garasi otomatis merupakan suatu inovasi teknologi yang bertujuan untuk menggantikan pekerjaan secara manual menjadi otomatis. Sistem ini dapat membantu memudahkan pengguna dalam membuka dan menutup pintu garasi secara otomatis, serta memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. Dalam pengembangan sistem kontrol garasi otomatis, terdapat berbagai jenis sensor yang dapat digunakan, salah satunya adalah sensor infrared. Sensor infrared dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan kendaraan di dekat pintu garasi, sehingga pintu garasi dapat terbuka atau tertutup secara otomatis berdasarkan jarak kendaraan. Selain itu, terdapat pula sensor LDR yang berfungsi untuk mendeteksi cahaya di sekitar pintu garasi, dan sensor PIR yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan di dekat pintu garasi.


2. Tujuan 
[back]

  • Menyelesaikan tugas besasr mengenai pengembangan sistem kontrol garasi otomatis  dari Bapak Dr. Ir. Darwison, ST, MT
  • Mengetahui dan memahami penggunaan sensor infrared, LDR dan PIR dalam pengaplikasian pengembangan sistem kontrol garasi otomatis
  • Mampu membuat rangkaian dari materi yang diberikan

3. Alat dan Bahan  [back]

Alat :

1. Multimeter


    Multimeter merupakan sebuah alat pengukur yang digunakan untuuk mengetahui ukuran tegangan listrik, resistansi, dan arus listrik. Dalam perkembangannya, dapat digunakan untuk mengukur temperatur, frekuensi, dan lainnya. Alat ini juga memiliki nama lain diantaranya AVO meter (Ampere, Volt, dan Ohm).

2. Catu Daya

Catu daya atau power supply adalah perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai sumber listrik bagi alat lain. Jadi power supply ini berfungsi untuk menyuplai daya listrik untuk berbagai peralatan elektronik.Berbagai peralatan elektronik yang biasa menggunakan power supply diantaranya seperti komputer, radio, laptop, TV dan lainnya. Beberapa contoh tersebut merupakan jenis-jenis perangkat elektronik yang bekerja dengan arus DC.Jadi untuk mendukung kinerjanya, alat tersebut membutuhkan suplai daya dari perangkat lain. Salah satu yang dapat digunakan untuk kebutuhan tersebut adalah power supply ini.

 

3. Logic Probe


Logic probe atau logic tester adalah alat yang biasa digunakan untuk menganalisa dan
mengecek status logika (High atau Low) yang keluar dari rangkaian digital. Objek yang diukur
oleh logic probe ini adalah tegangan oleh karena itu biasanya rangkaian logic probe harus
menggunakan tegangan luar (bukan dari rangkaian logika yang ingin diukur) seperti baterai. Alat
ini biasa digunakan pada IC TTL ataupun CMOS (Complementary metal-oxide semiconductor).
Logic probe menggunakan dua lampu indikator led yang berbeda warna untuk membedakan
keluaran High atau Low. Yang umum dipakai yaitu LED warna merah untuk menandakan output
berlogika HIGH (1) dan warna hijau untuk menandakan output berlogika LOW(0).


Bahan :

1. Arduino
Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya. 

Summary:
Microcontroller ATmega328
Operasi dengan daya 5V Voltage
Input Tegangan (disarankan) 7-12V
Input Tegangan (batas) 6-20V
Digital I / O Pins 14 (dimana 6 memberikan output PWM)
Analog Input Pin 6
DC Lancar per I / O Pin 40 mA
Saat 3.3V Pin 50 mA DC
Flash Memory 32 KB (ATmega328) yang 0,5 KB digunakan oleh bootloader
SRAM   2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Clock Speed ?16 MHz


Gambar Arduino Uno

2. Sumber DC

Sumber arus listrik DC kependekan dari Direct Current, dikenal dengan arus searah karena merupakan sumber arus yang dihasilkan hanya memiliki satu polaritas. Dikatakan satu polaritas karena arus yang mengalir tetap dalam satu arah yaitu dari positif ke negatif atau dari negatif ke positif. Arus listriD AC akan membentuk suatu gelombang yang dinamakan dengan gelombang sinus atau lebih lengkapnya sinusoida dengan hanya membentuk setengah gelombang. Disini menggunakan sumber DC baterai kotak dengan kapasitas 9 Volt

3. Resistor


4.  Motor




  







Features of brushed DC motors
Advantages
    No need for a drive circuit when running at constant speed
    High-efficiency design
    Able to operate at high speeds
    High startup torque
    Responsive and easy to use as speed and torque can be controlled by voltage
Disadvantages
    Motor life is shortened by the need for brushes and a commutator, which are subject to wear.
    The brushes generate both electrical and acoustic noise

5. Sensor Infrared




Grafik sensor infrared

      Spesifikasi dari Sensor Infrared :

            ·         5VDC Tegangan operasi

            ·         Pin I / O memenuhi standar 5V dan 3.3V

            ·         Rentang: Hingga 20cm

            ·         Rentang penginderaan yang dapat disesuaikan

            ·         Sensor Cahaya Sekitar bawaan

            ·         Arus suplai 20mA

            ·         Lubang pemasangan

 

Konfigurasi Sensor Infrared  :


6. SENSOR LDR

Adapun spesifikasi atau karakteristrik umum dari sensor cahaya LDR adalah sebagai berikut :

1.Tegangan maksimum (DC): 150V
2.Konsumsi arus maksimum: 100mW
3.Tingkatan Resistansi/Tahanan : 10Ω sampai 4.100KΩ
4.Puncak spektral: 540nm (ukuran gelombang cahaya)
5.Waktu Respon Sensor : 20ms – 30ms Suhu operasi: -30° Celsius – 70° Celcius

grafik respon sensor


7. SENSOR PIR


*Konfigurasi Pin:
  1.Test Pin : Berfungsi mendeteksi adanya gerakan
  2.GND : Sebagai penghubung sensor dengan grounding
  3.Vcc : Penghubung sensor dengan tegangan
  4.Out : Mengirimkan arus dari sensor ke rangkain
*Spesifikasi :
Vin : DC 5V - 9V
Radius : 180 derajat
Jarak deteksi : 5 - 7 meter
Output : Digital TTL

*Grafik:












8. SENSOR MAGNETIC HALL EFFECT





Sensor Efek Hall atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Hall Effect Sensor adalah komponen jenis transduser yang dapat mengubah informasi magnetik menjadi sinyal listrik untuk pemrosesan rangkaian elektronik selanjutnya. Sensor Efek Hall ini sering digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi kedekatan (proximity), mendeteksi posisi (positioning), mendeteksi kecepatan (speed), mendeteksi pergerakan arah (directional) dan mendeteksi arus listrik (current sensing).


Sensor Magnetik yang terbuat dari bahan semikonduktor ini merupakan komponen populer pilihan para perancang elektronika untuk aplikasi-aplikasi non-contact mereka karena kehandalannya dan mudah dirawat. Sensor Efek Hall juga tahan terhadap air, debu dan getaran apabila dibungkus dengan pelindung yang benar.

Salah satu penggunaan Hall Effect Sensor ini adalah pada produk otomotif seperti mendeteksi posisi jok mobil, sensor sabuk pengaman, indikator minyak dan kecepatan roda untuk sistem pengereman ABS (Anti-Lock Braking System). Selain pada produk otomotif, Hall Effect Sensor ini juga dapat kita temukan di produk Smartphone (ponsel pintar) yang memiliki fitur deteksi Cover atau Penutup ponsel.

Sensor Efek Hall ini merupakan perangkat atau komponen yang diaktifkan oleh medan magnet eksternal. Seperti yang kita ketahui bahwa medan magnet memiliki dua karakteristik penting yaitu densitas flux (flux density) dan Kutub (kutub selatan dan kutub utara). Sinyal masukan (Input) dari Sensor Efek Hall ini adalah densitas medan magnet disekitar sensor tersebut, apabila densitas medan magnet melebihi batas ambang yang ditentukan maka sensor akan mendeteksi dan menghasilkan tegangan keluaran (output) yang disebut dengan Tegangan Hall (VH).



4. Dasar Teori [back]

  • Arduino
Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Arduino yang kita gunakan dalam praktikum ini adalah Arduino Uno yang menggunakan chip AVR ATmega 328P. Dalam memprogram Arduino, kita bisa menggunakan komunikasi serial agar Arduino dapat berhubungan dengan komputer ataupun perangkat lain.
Adapun spesifikasi dari Arduino Uno ini adalah sebagai berikut :


A. BAGIAN-BAGIAN ARDUINO UNO
1. POWER USB
Digunakan untuk menghubungkan Papan Arduino dengan komputer lewat koneksi USB.
2. POWER JACK
Supply atau sumber listrik untuk Arduino dengan tipe Jack. Input DC 5 - 12 V.
3. Crystal Oscillator
Kristal ini digunakan sebagai layaknya detak jantung pada Arduino. Jumlah cetak menunjukkan 16000 atau 16000 kHz, atau 16 MHz.
4. Reset
Digunakan untuk mengulang program Arduino dari awal atau Reset.
5. Digital Pins I / O
Papan Arduino UNO memiliki 14 Digital Pin. Berfungsi untuk memberikan nilai logika ( 0 atau 1 ). Pin berlabel " ~ " adalah pin-pin PWM ( Pulse Width Modulation ) yang dapat digunakan untuk menghasilkan PWM.
6. Analog Pins
Papan Arduino UNO memiliki 6 pin analog A0 sampai A5. Digunakan untuk membaca sinyal atau sensor analog seperti sensor jarak, suhu dsb, dan mengubahnya menjadi nilai digital.
7. LED Power Indicator
Lampu ini akan menyala dan menandakan Papan Arduino mendapatkan supply listrik dengan baik.
B. BAGIAN-BAGIAN PENDUKUNG
1. RAM
RAM (Random Access Memory) adalah tempat penyimpanan sementara pada komputer yang isinya dapat diakses dalam waktu yang tetap, tidak memperdulikan letak data tersebut dalam memori atau acak. Secara umum ada 2 jenis RAM yaitu SRAM (Static Random Acces Memory) dan DRAM (Dynamic Random Acces Memory).
2. ROM
ROM (Read-only Memory) adalah perangkat keras pada computer yang dapat menyimpan data secara permanen tanpa harus memperhatikan adanya sumber listrik. ROM terdiri dari Mask ROM, PROM, EPROM, EEPROM.

  •  Motor DC

Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), ArmatureWinding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator)dan Brushes (kuas/sikat arang).

Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti

Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.

  • RESISTOR


Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor disebut Ohm dilambangkan dengan simbol Omega (Ω).

Simbol Resistor :


Cara Menentukan Nilai Resistor :

·         Dengan Kode Warna :


·         Resistor dengan 4  cincin kode warna 

Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.

·         Resistor dengan 5 cincin kode warna

Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.

·         Resistor dengan 6 cincin warna

Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.

·         Dengan Kode Huruf Resistor 


Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :

o   R, berarti x1 (Ohm)

o   K, berarti x1000 (KOhm)

o   M, berarti x 1000000 (MOhm)

Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :

o   F, untuk toleransi 1%

o   G, untuk toleransi 2%J, untuk toleransi 5%

o   K, untuk toleransi 10%

o   M, untuk toleransi 20%

Rumus Menentukan Nilai Resitor :

o   Resistor Seri R(total) = R1+R2+ R(selanjut nya).

o   Resistor Paralel R(total) = 1/R(total) = 1/R1 + 1/R2 + 1/R(seterusnya).


  • SENSOR INRARED  
    Infra red (IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR). Sensor infra merah atau detektor infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital yang di dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier).
    Bentuk dan Konfigurasi Pin IR Detector Photomodules TSOP.



Gambar 7. Sensor Infrared
                                           


    Konfigurasi pin infra red (IR) receiver atau penerima infra merah tipe TSOP adalah output (Out), Vs (VCC +5 volt DC), dan Ground (GND). Sensor penerima inframerah TSOP ( TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules ) memiliki fitur-fitur utama yaitu fotodiode dan penguat dalam satu chip, keluaran aktif rendah, konsumsi daya rendah, dan mendukung logika TTL dan CMOS. Detektor infra merah atau sensor inframerah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules) adalah penerima inframerah yang telah dilengkapi filter frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima langsung mengubah frekuensi tersebut menjadi logika 0 dan 1. Jika detektor inframerah (TSOP) menerima frekuensi carrier tersebut, maka pin keluarannya akan berlogika 0. Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi carrier tersebut, maka keluaran detektor inframerah (TSOP) akan berlogika 1.



Grafik 1.


    Dari grafik dapat disimpilkan bahwa semakin jauh jarak benda maka semakin kecil output nya, dan begitu juga sebaliknya.


Grafik 2.


     Dari grafik dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi intensitass cahaya maka semakin rendah nilai resistansi dan sebaliknya.





Bagain sensor infrared





  • SENSOR LDR

      Nilai resistansi LDR sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka semakin menurun nilai resitansinya. Sebaliknya, jika cahaya yang mengenainya sedikit (gelap), maka nilai hambatannya menjadi semakin besar, sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.
Gambar 9

Adapun spesifikasi atau karakteristrik umum dari sensor cahaya LDR adalah sebagai berikut :

  • Tegangan maksimum (DC): 150V
  • Konsumsi arus maksimum: 100mW
  • Tingkatan Resistansi/Tahanan : 10Ω sampai 100KΩ
  • Puncak spektral: 540nm (ukuran gelombang cahaya)
  • Waktu Respon Sensor : 20ms – 30ms
  • Suhu operasi: -30° Celsius – 70° Celcius





  • SENSOR PIR (Passive Infrared Receiver) 
merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya ‘Passive’, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia.
Sensor PIR



Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang mempunyai perannya masing-masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan comparator.
 
Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yangterbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.

Cara kerja pembacaan sensor PIR
Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari bahan galium nitrida (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3). Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit). Jadi sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah. Sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang tersebut sensor tidak akan mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang antara 9-10 mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR. (Secara umum sensor PIR memang dirancang untuk mendeteksi manusia).


5. Percobaan  [back]

     a.) Prosedur  [back]
            
        1. Siapkan segala komponen yang di butuhkan

        2. Susun rangkaian sesuai panduan

        3. Input codingan arduino

        4. Hidupkan rangkaian

        5. Apabila tidak terjadi eror, maka rangkaian selesai dibuat.



     b.) Hardware dan diagram blok [back]


     c.) Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja  [back]




    Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah sistem pembuka pintu garasi otomatis, lampu otomatis dan sistem keamanan garasi.

prinsip kerja pertama yaitu pembuka gerbang, dimana menggunakan Infrared Sensor (IR) untuk mendeteksi ban mobil di depan pintu gerbang, saat terdeteksi maka pintu akan membuka. pembukaan akan dilakukan oleh motor yang dihubungkan ke motor driver dan diatur melalui perintah dari arduino.

prinsip kerja kedua yaitu lampu otomatis, dengan menggunakan LDR dengan prinsip mendeteksi intensitas cahaya yang diletakan di jendela garasi, maka saat LDR mendeteksi cahaya akan otomatis memberi perintah ke arduino untuk memberi respon mematikan lampu.

prinsip kerja ketiga yaitu keamanan garasi, dengan menggunakan sensor PIR yang diletak dibagian atas bingkai garasi akan mendeteksi pergerakan mencurigakan. sistem keamanan ini bisa diaktifkan maupun dinonaktifkan dengan menekan saklar yang sudah dipasang pada sensor. fungsi penonaktifan adalah saat kita sedang berada dirumah ataupun saat ada keramaian dirumah dan orang lalu lalang sehingga banyak pergerakan didepan garasi, jadi dengan mematikan keamanan maka sensor tidak akan aktif setiap saat yang tidak penting.

     d.) Flowchart dan Listing Program  [back]




#include <LiquidCrystal.h>

// Deklarasi library LCD
LiquidCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7);

// Deklarasi pin motor
int pinMotor1in = 9;
int pinMotor1out = 11;
int pinMotor2in = 10;
int pinMotor2out = 12;

// Deklarasi pin lampu
int pinLampuDalam = 13;
int pinLampuKeamanan = A1;

// Deklarasi pin sensor
int pinLDRSensor = A0;
int pinIRSensor = 0;
int pinPirSensor = 1;

void setup() {
  // Inisialisasi pin
  pinMode(pinMotor1in, OUTPUT);
  pinMode(pinMotor1out, OUTPUT);
  pinMode(pinMotor2in, OUTPUT);
  pinMode(pinMotor2out, OUTPUT);
  pinMode(pinLampuDalam, OUTPUT);
  pinMode(pinLampuKeamanan, OUTPUT);
  pinMode(pinLDRSensor, INPUT);
  pinMode(pinIRSensor, INPUT);
  pinMode(pinPirSensor, INPUT);

  lcd.begin(16, 2);
}

void loop() {
  // Baca nilai sensor infrared
  int irValue = digitalRead(pinIRSensor);

  // Jika sensor infrared mendeteksi kendaraan
  if (irValue == HIGH) {
    // Aktifkan motor untuk membuka pintu garasi
    digitalWrite(pinMotor1in, HIGH);
    digitalWrite(pinMotor1out, LOW);
    digitalWrite(pinMotor2in, LOW);
    digitalWrite(pinMotor2out, LOW);

    // Tampilkan informasi pada LCD
    lcd.clear();
    lcd.print("Pintu Garasi");
    lcd.setCursor(0, 1);
    lcd.print("Terbuka");

    // Aktifkan lampu dalam
    digitalWrite(pinLampuDalam, HIGH);
  } else {
    // Nonaktifkan motor untuk menutup pintu garasi
    digitalWrite(pinMotor1in, LOW);
    digitalWrite(pinMotor1out, LOW);
    digitalWrite(pinMotor2in, HIGH);
    digitalWrite(pinMotor2out, LOW);

    // Tampilkan informasi pada LCD
    lcd.clear();
    lcd.print("Pintu Garasi");
    lcd.setCursor(0, 1);
    lcd.print("Tertutup");

    // Nonaktifkan lampu dalam
    digitalWrite(pinLampuDalam, LOW);
  }

  // Baca nilai sensor LDR
  int ldrValue = analogRead(pinLDRSensor);

  // Jika nilai sensor LDR rendah, aktifkan lampu keamanan
  if (ldrValue < 500) {
    digitalWrite(pinLampuKeamanan, HIGH);
  } else {
    digitalWrite(pinLampuKeamanan, LOW);
  }

  // Baca nilai sensor PIR
  int pirValue = digitalRead(pinPirSensor);

  // Jika sensor PIR mendeteksi gerakan, aktifkan lampu dalam
  if (pirValue == HIGH) {
    digitalWrite(pinLampuDalam, HIGH);
  } else {
    digitalWrite(pinLampuDalam, LOW);
  }
}


   
     e.) Vidio demo  [back]
 
     f.) Kondisi  [back]

Kondisi Infrared (IR)
  • Kondisi OFF = IR tidak mendeteksi mobil, pintu garasi tertutup
  • Kondidi ON =  IR mendeteksi adanya mobil, pintu garasi terbuk
Kondisi LDR
  • Kondisi OFF = LDR mendeteksi tidak cukupnya intensitas cahaya, sehingga lampu di dalam garasi hidup
  • Kondisi ON = LDR mendeteksi intensitas cahaya yang cukup, sehingga lampu di dalam garasi mati
Kondisi PIR
  • Kondisi OFF = PIR tidak mendeteksi adanya pergerakan didepan garasi, sehingga lampu pengaman dan alaram mati
  • Kondisi ON = PIR mendeteksi adanya gerakan mencurigakan didepan garasi, sehingga lampu pengaman dan alaram hidup
  • Kondisi switch ON = sistem dapat berjalan sesuai kondisi diatas (ON /OFF)
  • Kondisi switch OFF = sistem OFF sampai switch di triger ke mode ON

     g.) Vidio Simulasi  [back]



      h.) Download File  [back]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  Bahan Presentasi Untuk Mata Kuliah Elektronika 2020-2021 Disusun Oleh: Khairo Adeby NIM : 2010951005 Dosen Pengampu: Dr. Darwison, MT Rizk...