- Untuk menyelesaikan tugas elektronika yang diberikan oleh Bapak Dr. Darwison, M.T.
- Mengetahui bentuk rangkaian aplikasi transistor Unipolar pada aplikasi wastafel otomatis.
- Mampu mensimulasikan penerapan transistor bipolar pada software proteus.
-Batterai
Baterai
9 V berfungsi sebagai sumber energi listrik yang digunakan dalam simulasi ini.
Power
Supply berfungsi sebagai sumber energi listrik untuk menyuplai tegangan atau
arus listrik
-Voltmeter
Volt meter DC merupakan alat ukur yang
berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu
beban listrik atau rangkaian elektronika.
-BAHAN
-Resistor
Specifications |
|
Resistance
(Ohms) |
1K |
Power
(Watts) |
0.25W,
1/4W |
Tolerance |
±5% |
Packaging |
Bulk |
Composition |
Carbon
Film |
Temperature
Coefficient |
350ppm/°C |
Lead
Free Status |
Lead
Free |
RoHS
Status |
RoHS
Compliant |
A. Konfigurasi PIN Relay
Nomor PIN |
Nama Pin |
Deskripsi |
1 |
Coil End 1 |
Digunakan untuk
memicu (On / Off) Relay, Biasanya satu ujung terhubung ke 12V dan ujung
lainnya ke ground |
2 |
Coil End 2 |
Digunakan untuk
memicu (On / Off) Relay, Biasanya satu ujung terhubung ke 12V dan ujung
lainnya ke ground |
3 |
Common (COM) |
Common terhubung ke
salah satu Ujung Beban yang akan dikontrol |
4 |
Normally Close (NC) |
Ujung lain dari
beban terhubung ke NO atau NC. Jika terhubung ke NC beban tetap
terhubung sebelum pemicu |
5 |
Normally Open (NO) |
Ujung lain dari
beban terhubung ke NO atau NC. Jika terhubung ke NO, beban tetap
terputus sebelum pemicu |
B. Spesifikasi :
·
Trigger Voltage
(Voltage across coil) : 12V DC
·
Trigger Current
(Nominal current) : 70mA
·
Maximum AC load
current: 10A @ 250/125V AC
·
Maximum DC load
current: 10A @ 30/28V DC
·
Compact 5-pin
configuration with plastic moulding
·
Operating time: 10msec
Release time: 5msec
·
Maximum switching: 300
operating/minute (mechanically)
-Transistor
A. Spesifikasi :
Status |
Active |
Configuration |
SINGLE |
Feedback Cap-Max
(Crss) |
3.0 pF |
FET Technology |
JUNCTION |
JEDEC-95 Code |
TO-18 |
JESD-30 Code |
O-MBCY-W3 |
Number of Elements |
1.0 |
Number of Terminals |
3 |
Operating Mode |
DEPLETION MODE |
Operating
Temperature-Max |
150.0 Cel |
Package Body
Material |
METAL |
Package Shape |
ROUND |
Package Style |
CYLINDRICAL |
Peak Reflow
Temperature (Cel) |
NOT SPECIFIED |
Polarity/Channel
Type |
N-CHANNEL |
Power
Dissipation-Max (Abs) |
0.3 W |
Qualification Status |
Not Qualified |
Sub Category |
Other Transistors |
Surface Mount |
NO |
Terminal Form |
WIRE |
Terminal Position |
BOTTOM |
Time@Peak Reflow
Temperature-Max (s) |
NOT SPECIFIED |
Transistor Element
Material |
SILICON |
B. Konfigurasi Pin :
1. Drain
2. Source
3.Gate
-SENSOR INFRARED
A. Konfigurasi Pin
Pin Name |
Description |
VCC |
Power Supply Input |
GND |
Power Supply Ground |
OUT |
Active High Output |
B. Spesifikasi
·
5VDC Operating voltage
·
I/O pins are 5V and
3.3V compliant
·
Range: Up to 20cm
·
Adjustable Sensing
range
·
Built-in Ambient Light
Sensor
·
20mA supply current
·
Mounting hole
·
Size: 50 x 20 x 10 mm
(L x B x H)
·
Hole size:
φ2.5mm
C. Grafik Respon
Gambar grafik respon Sensor Infrared
-SENSOR SOUND
Spesifikasi
dari Sound Sensor:
· Tegangan kerja: DC
3.3-5V
· Sensitivitas yang
Dapat Disesuaikan
· Dimensi: 32 x 17
mm
· Indikasi keluaran
sinyal
· Output sinyal
saluran tunggal
· Dengan lubang baut
penahan, pemasangan yang mudah
· Mengeluarkan level
rendah dan sinyal menyala ketika ada suara
· Output berupa
digital switching output (0 dan 1 high dan low)
Konfigurasi Sound Sensor :
Grafik Sound Sensor
-LED
a. Spesifikasi :
* Superior weather
resistance
* 5mm Round Standard Directivity
* UV Resistant
Eproxy
* Forward Current
(IF): 30mA
* Forward Voltage
(VF): 1.8V to 2.4V
* Reverse Voltage:
5V
* Operating
Temperature: -30℃ to +85℃
* Storage
Temperature: -40℃ to +100℃
* Luminous Intensity: 20mcd
b. Konfigurasi Pin
:
* Pin 1 : Positive
terminal of LED
* Pin 2 : Negative
terminal of LED
-MOTOR DC
A. Konfigurasi PIN
No: |
Pin Name |
Description |
1 |
Terminal 1 |
A normal DC motor would have only two terminals. Since
these terminals are connected together only through a coil they have not
polarity. Revering the connection will only reverse the direction of the
motor |
2 |
Terminal 2 |
-Logicstate
-Ground
Ground Berfungsi sebagai untuk meniadakan beda potensial dengan
mengalirkan arus sisa dari kebocoran tegangan atau arus pada rangkaian
-Resistor
Resistor merupakan komponen
elektronika dasar yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang
mengalir dalam satu rangkaian.Sesuai dengan namanya, resistor bersifat resistif
dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Resistor memiliki simbol seperti gambar
dibawah ini :
Simbol Resistor
Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan)
tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di
antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding
lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan Hukum OHM :
Dimana V adalah tegangan, I adalah kuat
arus, dan R adalah Hambatan.
Di dalam resistor, terdapat ketentuan untuk membaca nilai
resistor yang diwakili dengan kode warna dengan ketentuan di bawah ini :
Sebagian besar resistor yang kita lihat
memiliki empat pita berwarna . Oleh karena itu ada cara membacanya seperti
ketentuan dibawah ini :
1. Dua pita pertama dan kedua menentukan nilai
dari resistansi
2. Pita ketiga menentukan faktor pengali, yang
akan memberikan nilai resistansi.
3. Dan terakhir, pita keempat menentukan nilai
toleransi.
Rumus Resistor:
Seri : Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Paralel: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
-Dioda
Dioda adalah komponen elektronika yang terdiri
dari dua kutub dan berfungsi menyearahkan arus. Komponen ini terdiri dari
penggabungan dua semikonduktor yang masing-masing diberi doping (penambahan
material) yang berbeda, dan tambahan material konduktor untuk mengalirkan
listrik.Dioda memiliki simbol sebagai berikut :
Gambar Simbol Dioda
Cara Kerja Dioda
Secara
sederhana, cara kerja dioda dapat dijelaskan dalam tiga kondisi, yaitu kondisi
tanpa tegangan (unbiased), diberikan tegangan positif (forward biased), dan
tegangan negatif (reverse biased).
A. Kondisi tanpa tegangan
Pada
kondisi tidak diberikan tegangan akan terbentuk suatu perbatasan medan listrik
pada daerah P-N junction. Hal ini terjadi diawali dengan proses difusi, yaitu
bergeraknya muatan elektro dari sisi n ke sisi p. Elektron-elektron tersebut
akan menempati suatu tempat di sisi p yang disebut dengan holes. Pergerakan
elektron-elektron tersebut akan meninggalkan ion positif di sisi n, dan holes
yang terisi dengan elektron akan menimbulkan ion negatif di sisi p. Ion-ion
tidak bergerak ini akan membentuk medan listrik statis yang menjadi penghalang
pergerakan elektron pada dioda.
B. Kondisi tegangan positif (Forward-bias)
Pada
kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal positif sumber listrik
dan bagian katoda disambungkan dengan terminal negatif. Adanya tegangan
eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran
listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik
ke sisi anoda yang positif, dan ion-ion positif akan tertarik ke sisi katoda
yang negatif. Hilangnya penghalang-penghalang tersebut akan memungkinkan
pergerakan elektron di dalam dioda, sehingga arus listrik dapat mengalir
seperti pada rangkaian tertutup.
C. Kondisi tegangan negatif (Reverse-bias)
Pada
kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal negatif sumber listrik
dan bagian katoda disambungkan dengan terminal positif. Adanya tegangan
eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik
menjadi tertarik ke masing-masing kutub. Pemberian tegangan negatif akan
membuat ion-ion negatif tertarik ke sisi katoda (n-type) yang diberi tegangan
positif, dan ion-ion positif tertarik ke sisi anoda (p-type) yang diberi
tegangan negatif. Pergerakan ion-ion tersebut searah dengan medan listrik
statis yang menghalangi pergerakan elektron, sehingga penghalang tersebut akan
semakin tebal oleh ion-ion. Akibatnya, listrik tidak dapat mengalir melalui
dioda dan rangkaian diibaratkan menjadi rangkaian terbuka.
3. Rumus
·
Transistor
NPN
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik
yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Kapasitor NPN memiliki
simbol seperti gambar di bawah ini:
Simbol Transistor NPN BC547
Terdapat rumus rumus dalam mencari transistor seperti rumus di
bawah ini:
Rumus dari Transitor adalah :
hFE = iC/iB
dimana, iC =
perubahan arus kolektor
iB = perubahan arus basis
hFE = arus yang dicapai
Karakteristik Input
Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran
electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki
tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut
kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua
sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan
basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling
bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda
dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.
Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda
emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus
terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil
dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan
dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.
Karakteristik Output
Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah
aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor
digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika
transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi
pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari karena
resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.
Gelombang I/O Transistor
-Sensor Infrared
Sensor Infrared adalah
komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika cahaya infra merah
terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led infrared sebagai
pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor,
fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah
yang dikirimkan oleh pemancar. Sensor infrared memiliki simbol seperti gambar
di bawah ini :
Prinsip Kerja Sensor Infrared
Gambar 1. Ilustrasi prinsip kerja sensor infrared
Ketika pemancar IR
memancarkan radiasi, ia mencapai objek dan beberapa radiasi memantulkan kembali
ke penerima IR. Berdasarkan intensitas penerimaan oleh penerima IR, output dari
sensor ditentukan.
Gambar 2. Rangkaian dasar sensor infrared common emitter
yang menggunakan led infrared dan fototransistor
Grafik Respon Sensor Infrared
Gambar 4. Grafik respon sensor infrared
Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk
sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang
digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari
pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR
Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter
karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara
semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu
mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas
cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.
-Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat
menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan
Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature
Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Relay memiliki simbol seperti gambar di bawah ini :
Gambar Simbol Relay
Kapasitas Pengalihan
Maksimum:
Cara Kerja Relay :
1.
Apabila coil diberikan
arus listrik, maka akan timbul gaya elektromagnetik yang dapat menarik armature
untuk merubah switch contact point.
2.
Apabila coil tersebut
sudah tidak dialiri arus listrik, maka Armature akan kembali lagi ke
posisi Normally Close.
3.
Umumnya, coil yang
digunakan oleh relay untuk mengubah switch contact point ke
posisi NC hanya membutuhkan arus listrik yang kecil.
·
Buzzer
Buzzer adalah sebuah
komponen elektronika yang
berfungsi untuk mengubah getaran
listrik menjadi getaran suara getaran
listrik menjadi getaran suara. Pada
dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama
dengan loudspeaker, jadi buzzer juga
terdiri dari kumparan yang terpasang pada
diafragma dan kemudian kumparan tersebut
dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet,
kumparan tadi akan tertarik ke dalam
atau keluar, tergantung dari arah arus
dan polaritas magnetnya, karena kumparan
dipasang pada diafragma maka setiap gerakan
kumparan akan menggerakkan diafragma secara
bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang
akan menghasilkan suara. Buzzer biasa
digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi
suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
Cara Kerja Buzzer pada saat aliran listrik atau tegangan listrik
yang mengalir ke rangkaian yang menggunakan piezoeletric tersebut. Piezo buzzer
dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekwensi di kisaran 1 - 6 kHz
hingga 100 kHz. Buzzer memiliki simbol seperti gambar di bawah ini :
Gambar Simbol Buzzer
·
Light
Emitting Code (LED)
Light Emitting Diode atau sering
disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan
cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan
keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang
dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak
oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote
Control perangkat elektronik lainnya.
Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu)
yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat
elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran
filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya. Oleh
karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil telah
banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang mengganti lampu tube.
Simbol dan Bentuk LED (Light Emitting Diode)
Cara Kerja LED (Light Emitting Diode)
Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan
keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir
sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub
Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju
(bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor
yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan
proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian
(impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik
kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward
yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type
material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah
yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole
akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan
cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai
Transduser yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya
LAMP
Sebuah Pilot lamp
atau dalam bahasa indonesia lampu pilot merupakan sebuah lampu LED
yang biasa digunakan sebagai lampu indikator dalam rangkaian sebuah alat atau
mesin. Pilot lamp tersebut dapat bekerja sebagai mestinya jika dialiri daya
daya AC sebesar 220 VAC dengan toleransi 110 –240 V AC. Warna yang
dihasilkan Pilot lamp ini adalah lapu putih.
Motor DC
Motor DC adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik
menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini
juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor
memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya.
Simbol DC Motor :
Cara Kerja Motor DC :
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena
elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan,
permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang
berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke
utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub
selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet
maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan
berhenti.Kecepatan putar motor
DC (N) dirumuskan dengan Persamaan berikut.
-Logic State
Gerbang logika atau logic State adalah suatu entitas dalam
elektronika dan matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan
logik menjadi sebuah sinyal keluaran logik. Gerbang Logika beroperasi
berdasarkan sistem bilangan biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode
simbol yakni 0 dan 1 dengan menggunakan Teori Aljabar Boolean.
Step 1:SUSUN dan SIAPKAN KOMPONEN
Step 2:RANGKAI KOMPONEN
Step 3: BUAT SIMULASI PADA PROTEUS
Step 4: MENCOBA RANGKAIAN
Step 5: MENERAPKAN RANGKAIAN
- Download File HTML klik disini
- Download File Rangkaian klik disini
- Download Video klik disini
- Download Data Sheet Resistor 10k klik disini
- Download Data Sheet Resistor 220 OHM KLIK DISINI
- Download Data Sheet Transistor NPN BC547 klik disini
- Download Data Sheet Motor DC klik disini
- Download Data Sheet Buzzer KLIK DISINI
- Download Datasheet Rain Sensor kilik disini
- Download Datasheet LED klik disini
- Download Data Sheet Sensor PIR klik disini
- Download Data Sheet Relay 12V klik disini
- Download Library Sensor infrared klik disini
- Download Library Sensor sound klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar